PENDERITA diabetes harus ekstra hati-hati terhadap luka sekecil apapun. Luka kecil yang pada orang tanpa diabetes biasanya sembuh cepat, pada penderita diabetes bisa berkembang menjadi infeksi serius bahkan risiko amputasi.
Artikel ini membantu Anda mengenali perbedaan luka biasa dengan luka diabetes, memahami risikonya, serta mengetahui kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Mengapa Luka Diabetes Lebih Sulit Sembuh Daripada Luka Biasa di Kulit?
Luka kulit adalah hal umum, baik karena jatuh, goresan, atau terkena benda tajam, namun pada diabetes kondisinya berbeda.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gula darah tinggi pada penderita diabetes mengganggu aliran darah ke jaringan dan merusak saraf, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat.
Selain itu, kadar gula tinggi juga melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak di luka dan menimbulkan infeksi.
American Diabetes Association mencatat bahwa “sekitar 15% penderita diabetes akan mengalami ulkus kaki pada suatu waktu dalam hidup mereka.”
Baca Juga:
Furniture Premium Cellini Hadir dengan Ragam Varian Berkelas
PROPAMI Bahas Peran Rehat Psikis di Dunia Keuangan
Pelatihan Produk Olahan Jamur Tiram Dorong Ketahanan Pangan Kutai Timur
Menurut Mayo Clinic, luka diabetes biasanya terjadi di kaki karena berkurangnya sensasi (neuropati) dan kerusakan pembuluh darah di area tersebut.
Itulah sebabnya luka diabetes memerlukan perhatian medis sejak awal, untuk mencegah luka menjadi lebih parah.
Kenali Tanda-tanda Luka Diabetes yang Berbeda dengan Luka Biasa
Mengetahui ciri khas luka diabetes penting agar Anda dapat mengambil tindakan cepat sebelum komplikasi terjadi.
Luka biasa biasanya terasa nyeri proporsional dengan ukurannya dan sembuh dalam 1–2 minggu dengan perawatan sederhana.
Baca Juga:
Final PROPAMI CUP VI 2025, KB Valbury Raih Gelar Juara
Press Release Berbayar: Strategi Cerdas Jamin Berita Tayang di Media Nasional
SUPR Teken Perubahan Kredit Rp1,5 Triliun, Transaksi Material POJK 17/2020
Luka diabetes bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan bahkan jika sudah dirawat dengan benar.
Selain itu, luka diabetes kadang terasa kurang nyeri karena kerusakan saraf (neuropati), atau justru terasa sangat nyeri tidak sesuai kondisinya.
Menurut CDC, “kurangnya rasa sakit bukan berarti luka Anda baik-baik saja — justru ini tanda kerusakan saraf yang perlu diwaspadai.”
Tanda lain adalah mudahnya luka terinfeksi, dengan gejala seperti kemerahan, bengkak, keluar nanah, bau tidak sedap, dan kulit sekitar yang mati atau berubah warna.
Luka diabetes juga sering muncul di bagian kaki yang menjadi tumpuan berat badan seperti telapak, tumit, atau jari kaki.
Sementara luka biasa dapat terjadi di bagian tubuh mana saja akibat trauma, misalnya siku atau lutut.
Baca Juga:
Negara Hadir: Bansos Beras dan SPHP Lindungi Rakyat dan Stabilkan Harga
Riza Chalid Tiga Kali Mangkir, Kejaksaan Pertimbangkan Penetapan Status Buron
Smelter Nikel Berguguran, Kebijakan Fiskal RI Dinilai Tak Pro Pasar Global
Risiko Komplikasi Serius dari Luka Diabetes yang Jarang Disadari
Luka biasa jarang menimbulkan komplikasi serius bila dirawat dengan baik, namun luka diabetes bisa berujung amputasi.
Amputasi dilakukan jika infeksi sudah menyebar ke tulang atau jika jaringan sudah mati dan tidak bisa diselamatkan.
Menurut World Health Organization, “lebih dari satu juta amputasi kaki terkait diabetes dilakukan setiap tahun di dunia.”
Luka diabetes yang sudah berwarna hitam, kebiruan, atau pucat merupakan tanda aliran darah yang buruk dan membutuhkan tindakan segera.
Jika Anda menderita diabetes, biasakan memeriksa kaki setiap hari dan segera cari bantuan medis jika luka tidak kunjung sembuh, tampak memburuk, atau muncul tanda infeksi.
Cara Merawat luka diabetes di rumah untuk mencegah infeksi dan komplikasi
Perawatan luka diabetes dimulai dari pencegahan, menjaga kebersihan, dan mengenali kapan butuh perawatan dokter.
Cuci luka dengan air bersih atau cairan saline steril, keringkan dengan lembut, lalu tutup dengan perban steril untuk melindungi dari kotoran dan bakteri.
Ganti perban secara rutin, minimal sekali sehari, atau ketika sudah basah atau kotor untuk mencegah pertumbuhan kuman.
Jaga gula darah tetap stabil dengan pola makan sehat, olahraga, dan minum obat sesuai anjuran dokter karena gula tinggi memperlambat penyembuhan luka.
Jangan menginjak tanpa alas kaki, terutama di luar ruangan, untuk mencegah cedera baru atau kontaminasi pada luka.
Segera temui dokter bila luka membesar, berubah warna, keluar nanah, demam, atau nyeri semakin parah.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), “penanganan tepat waktu pada luka kaki diabetes penting untuk mencegah amputasi.”
Luka Diabetes Bukan Luka Biasa, Waspadai dan Tangani dengan Tepat
Luka pada kulit memang sering dianggap ringan, namun bagi penderita diabetes bisa menjadi masalah serius bila diabaikan.
Pahami perbedaannya dengan luka biasa: lebih lama sembuh, mudah terinfeksi, kurang terasa sakit, sering di kaki, dan berisiko komplikasi berat.
Jaga kebersihan luka, kendalikan gula darah, periksa kaki setiap hari, dan jangan ragu mencari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan lebih jauh.
Dengan perhatian yang tepat, Anda dapat melindungi kaki Anda, menghindari amputasi, dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center